"Throw one coin over your shoulder for a quick return to Rome , two for a fling with an Italian, and three to marry an Italian!"
Waktu dua tahun lalu aku backpacker ke Itali & mengalami kisah2 yg menyedihkan tapi kalau sekarang rasanya rada2 kocak; satu cita2ku adalah bisa “honeymoon ke Eropa dengan suami tercinta“.
Pucuk dicinta ulam tiba, bulan Juni kemarin aku tugas ke US & transit di Eropa. Berkat downgrade-an tiket pesawatku yang ke US, ternyata selisihnya bisa cukup untuk bisa bikin visa Schengen & ngajak Daru main ke Eropa. Puji Tuhan!!!!
Tapi semuanya bisa terjadi itu karena keajaiban semata. Dua minggu sebelum berangkat, aku masih di Bangkok. Aku pikir ngurus visa Schengen itu cukup 1 minggu (untung visa US-ku berlaku 5 th jadi ga perlu ngurus lagi), eh... ternyata minimal 10 hari kerja. Dan itu pun tergantung dimana ngurus visanya. Setelah bolak-balik ngobrol sama travel agenku, akhirnya diputuskan untuk mengajukan visa melalui kedutaan Italy (dg catatan, waktu tinggal terlama di Italy). Alasannya di kedutaan Italy itu lebih longgar & mudah.
Tapi bukan berarti sebelum 10 hari visa bisa keluar, soalnya saat itu lagi Peak Season karena mulai Summer holiday di Eropa.
Tapi kita nekat saja.... untung2an. Kalau bisa dapat, kita berangkat. Kalau ga bisa dapat, ya ditunda nanti lagi.
Sembari nunggu visa, aku mulai browsing2 tiket murahnya Ryan Air sambil bikin2 rencana disana nanti mau kemana aja.... Berhubung transit di Frankfurt, jadi kita perlu mendarat di Frankfurt dulu. Lalu kemana??? Hmmm, cita2 sih pengen ke Paris menengok Edwin Lusti, trus ke Roma (krn Daru kan suka banget sejarah – jadi mesti ke Roma sekalian mengunjungi makam Petrus di Vatican)... kalau sempat ke Venice (kayanya romantis sekali ya mengelilingi kota naik gondola diiringi O Sole Mio....)... lalu Barcelona juga kayanya seru --- kata Lusti disana ada outlet Mango yang murah2...hehehe.... Wah, cita2 banyak banget!!!
Akhirnya karena keterbatasan waktu - cuma punya 6 hari dari rencana awal punya 9 hari (krn min dpt visa 10 hari kerja, jadi kita baru dapet hari Senin... jadi ilang deh rencana berangkat Jumat malem), jumlah negara harus dikurangi. Berhubung Edwin-Lusti ternyata pas kedatangan keluarganya waktu itu, ditambah tiket Ryan Air dari FRA ke Paris ga ada, dan dengan pertimbangan aku dan Daru pernah ke Paris sebelumnya walau sendiri2, dengan berat hati kita drop deh Paris dr rencana.... (padahal kayanya romantis banget yaaa bisa menikmati kota itu berdua...). Tapi kita masih bisa mempertahankan Roma dan Barcelona. Venice sebenarnya masih bisa kalo kita di Romanya sehari aja, tapi dipikir2 mendingan di Roma 2 hari deh karena banyak yang dilihat di sana.
Dan Puji Tuhan! Aku masih berhasil mendapatkan tiket Ryan Air yang paling murah untuk trip ini. Dari Frankfurt ke Barcelona cuma 10 EUR/orang (sekitar Rp 150ribu-an), dari Barcelona ke Roma juga 10 EUR/orang, dan dari Roma ke Frankfurt juga 10 EUR/orang. Total keliling 3 negara untuk 2 orang cuma 60 EUR. Seru banget kaaannn!!!! Akhirnya dengan kepercayaan tinggi, aku langsung issued tiketnya... karena kalau di Ryan air, begitu telat dikit, harga sudah melambung tinggi. Seminggu setelah issue, pas aku cek ulang harga tiket udah 3x lipat lebih.
(hanya dengan kesadaran tinggi... kalau ga dapet visa, rugi 60 EUR).
Begitu hari Senin pagi, aku deg2an banget. Koper sudah dipak & siap untuk berangkat Senin malam, tapi visa belum ditangan. Bayangkan!
Daru bolak-balik SMS nanya perkembangannya. Aku juga bolak-balik telpon ke HP travel agenku, kedutaannya udah buka belum. Makin siang makin cemassss.... Apalagi setelah dengar pas sore jam 3 kalau sistem komputernya mengalami gangguan, jadi terlambat. Tambah cemasssss.....
Begitu jam 4.30, berita gembirapun tiba. Visa disetujui!!! Puji Tuhan!!!
Rasanya mau jingkrak2! Akhirnya langsung confirm semua hotel, dan jam 5 langsung melaju ke Bandara utk mengejar penerbangan jam 9. Itupun di Bandara kita ngedeprok di depan gate untuk cari hotel yang di Frankfurt hari pertama, karena kita belum booking sama sekali...hehehe...
Tapi ga putus2nya kita nyengir lebar karena mimpi kita tercapai juga. Honeymoon berdua di Eropa!!!! Senangnyaaa.....
psssttt.... walo ga percaya dengan kepercayaan di atas, untunglah aku cuma melempar 1 koin saja ke Kolam Trevi Fountain...hehe...
Tuesday, September 09, 2008
Teruslah BerMimPi
4 April 2006
Walau semalam agak gundah karena mendengar ada strike di Paris & tiketku dicancel, rencana jalan ke Vatican harus tetap terlaksana dong... Pagi2 aku udah berangkat dari hotel n naik metro ke Vatican (soalnya katanya antrian masuk museum panjang). Dari stasiun, kita musti jalan, bisa ke arah Basilica St. Pietro atau Musee di Vaticani. Berhubung rada2 "kaco" hari itu, aku ke St. Peter Basilica dulu, krn kupikir di situlah Sistine Chapel berada. (jangan ikuti kebodohanku ini yaa...)
Kesan pertama begitu melewati tembok Vatican : Wow!!! Breathtakingly beautiful! Pilar2 di sebelah kanan kiri basilica dg patung2nya, Obelisk di tengah2, dan Basilicanya sendiri dengan Cuppola yang terkenal itu. Lebih cantik lagi, kita bisa lihat bulan sabit di langit yang biru itu...
Di bagian bawah basilica, kita bisa lihat tomb-nya para Paus, dari Paus pertama (St. Petrus) sampai Paus Yohanes Paulus II yg dimakamkan tahun lalu. Hari itu ada misa memperingati 1 tahun wafatnya beliau. Sayangnya, aku ga baca sejarah dulu, jadi kind of miss mencari tomb-nya St. Petrus.
Setelah dari makam, aku naik ke atas kubahnya. Ada 2 pilihan : 4Euro jalan, 11 Euro naik lift. Krn pengen murah & sehat, jalan dong... Dan ternyata, itu adalah pilihan yang salah!!! Fiuh, tangganya melingkar2 n rasanya ga sampai2. Dan, makin lama makin menyempit. Tapi, begitu sampai di atas... wuaaa... cantik!!! Kita bisa lihat interior kubah & gereja sama kursi St. Petrus, n di luar kita bisa lihat kota Roma. Worthed lah... Cuma turunnya lebih baik pake lift...:-)
Dari Basilica, aku jalan ke Musee Vaticani (dan baru nyadar kalo Pieta-nya Michelangelo ada di dalam basilica :-() Ternyata, antriannya hampir 500 m sendiri! Fiuh! Jadi, berhubung waktu mepet, aku jalan sampai ke ujung pintu museum, pengen tau sejauh mana. Tapi, begitu sampe depan pintu & orang2 ga tll notice... syuut... nerobos antrian deh.. (hehe... nakal ya?). Di dalam ramenya minta ampun, jadi aku cuma jalan terus ngikutin kerumunan, sekedar pengen lihat Ceilingnya Sistine Chapel. (dan melewatkan ruangan Raphael). Dan, memang ga sia2 nerobos antrian. Betul2 cantik banget!!! (sayang, ga bisa dipoto & jangan coba2, krn penjaganya galak banget!)
Aduh... coba ya kalau Daru juga di sini, dia pasti senang sekali...
Tips : kalo ke Vatican, pagi2 langsung ke Museum Vatican & liat Sistine Chapel dulu. Soalnya kalo rada siangan dikit, antriannya minta ampun. Dari sana, barulah ke Basilica St. Pietro. Lihat tomb2nya dulu, trus lihat dalam gerejanya (apalagi Pieta), baru naik ke atas Cuppola-nya. Kalo ga kuat jalan, mending naik lift aja. Kalo ada waktu, mampir ke Castle D Angelo. Denger2 tempatnya keren bgt! Cao!
Walau semalam agak gundah karena mendengar ada strike di Paris & tiketku dicancel, rencana jalan ke Vatican harus tetap terlaksana dong... Pagi2 aku udah berangkat dari hotel n naik metro ke Vatican (soalnya katanya antrian masuk museum panjang). Dari stasiun, kita musti jalan, bisa ke arah Basilica St. Pietro atau Musee di Vaticani. Berhubung rada2 "kaco" hari itu, aku ke St. Peter Basilica dulu, krn kupikir di situlah Sistine Chapel berada. (jangan ikuti kebodohanku ini yaa...)
Kesan pertama begitu melewati tembok Vatican : Wow!!! Breathtakingly beautiful! Pilar2 di sebelah kanan kiri basilica dg patung2nya, Obelisk di tengah2, dan Basilicanya sendiri dengan Cuppola yang terkenal itu. Lebih cantik lagi, kita bisa lihat bulan sabit di langit yang biru itu...
Di bagian bawah basilica, kita bisa lihat tomb-nya para Paus, dari Paus pertama (St. Petrus) sampai Paus Yohanes Paulus II yg dimakamkan tahun lalu. Hari itu ada misa memperingati 1 tahun wafatnya beliau. Sayangnya, aku ga baca sejarah dulu, jadi kind of miss mencari tomb-nya St. Petrus.
Setelah dari makam, aku naik ke atas kubahnya. Ada 2 pilihan : 4Euro jalan, 11 Euro naik lift. Krn pengen murah & sehat, jalan dong... Dan ternyata, itu adalah pilihan yang salah!!! Fiuh, tangganya melingkar2 n rasanya ga sampai2. Dan, makin lama makin menyempit. Tapi, begitu sampai di atas... wuaaa... cantik!!! Kita bisa lihat interior kubah & gereja sama kursi St. Petrus, n di luar kita bisa lihat kota Roma. Worthed lah... Cuma turunnya lebih baik pake lift...:-)
Dari Basilica, aku jalan ke Musee Vaticani (dan baru nyadar kalo Pieta-nya Michelangelo ada di dalam basilica :-() Ternyata, antriannya hampir 500 m sendiri! Fiuh! Jadi, berhubung waktu mepet, aku jalan sampai ke ujung pintu museum, pengen tau sejauh mana. Tapi, begitu sampe depan pintu & orang2 ga tll notice... syuut... nerobos antrian deh.. (hehe... nakal ya?). Di dalam ramenya minta ampun, jadi aku cuma jalan terus ngikutin kerumunan, sekedar pengen lihat Ceilingnya Sistine Chapel. (dan melewatkan ruangan Raphael). Dan, memang ga sia2 nerobos antrian. Betul2 cantik banget!!! (sayang, ga bisa dipoto & jangan coba2, krn penjaganya galak banget!)
Aduh... coba ya kalau Daru juga di sini, dia pasti senang sekali...
Tips : kalo ke Vatican, pagi2 langsung ke Museum Vatican & liat Sistine Chapel dulu. Soalnya kalo rada siangan dikit, antriannya minta ampun. Dari sana, barulah ke Basilica St. Pietro. Lihat tomb2nya dulu, trus lihat dalam gerejanya (apalagi Pieta), baru naik ke atas Cuppola-nya. Kalo ga kuat jalan, mending naik lift aja. Kalo ada waktu, mampir ke Castle D Angelo. Denger2 tempatnya keren bgt! Cao!
aWaL daRi MimPi
3 April 2006
Ada yang bilang "Roma tidak dibangun dalam sehari. Jadi tidak cukup kalau jalan keliling Roma cuma sehari". Tapi, bukannya tidak mungkin. Berbekal peta pemberian hostelku, aku jalan kaki dari Pensione Giamaica deket Termini Stazione ke Colloseum. Berhubung sudah diperingatkan banyak orang, termasuk pemilik hostel yg notabene orang Itali juga, kalo di Roma tu banyak copet & rampok, aku cuma berbekal kamera, aqua, n duit2 yg diselipkan di kantong2 jaketku. Segala passport, tiket, dll ditinggal di hostel aja.
It only takes 20 by walk to get Colloseo. Begitu sampai sana, wuaahh... kereeenn!!! Amphiteater yg terkenal dg Gladiator fight & katanya muat 75.000 orang itu berdiri megah, meski udah beberapa kali rusak kena banjir, gempa, kebakaran... Dan hari itu aku beruntung, karena tiket masuk free & tidak perlu antri panjang. Dari atas colloseum, kita bisa lihat Arch of Constantine, yg mirip dg Arch de Triomphe-nya Paris (emang modelnya dari sini bukan? ) Di sekitar Colloseo, kita bisa lihat Golden House of Nero, Palatine Hill, & Roman Forum. Nyebrang 5 menit, kita bisa menikmati bangunan jaman kejayaan kaisar2 Roma dulu di Roman Forum. Dan di ujung Forum, kita bisa lihat Piazza Venezia & Trajan's Forum.
Dari Piazza Venezia, perlu sekitar 30 menit untuk sampai Pantheon. Ex pagan temple yg dibangun Agrippa 27 BC ini dibangun kembali oleh Emperor Hadrian 120 AD & dijadikan gereja sejak 600 AD sampai sekarang. Kabarnya Michelangelo mempelajari kubah Pantheon ini untuk merancang dome-nya Basilica St. Pietro.
Jalan ke Roma, tidak lengkap tanpa ke Fotana di Trevi & melemparkan koin ke dalamnya. "Throw one coin over your shoulder for a quick return to Rome , two for a fling with an Italian, and three to marry an Italian!" Jadi meski rada nyasar2, ketemu juga tempatnya. Ramenya minta ampun dan ga segede yg aku bayangin. Cuma asik juga disana, duduk2 sambil menikmati percikan air & makan gelati. Sluurrpp...
Tujuan terakhir sore itu Piazza di Spagna (Spanish Step). Di sinilah tempat yang paling terkenal untuk "ngeceng & mejeng". Segala turis tumplek disana, cuma sekedar duduk2 di tangga atau belanja ke butik2 tersohor yg ada disekitarnya. Di atas tangga belakang, kita bisa lihat Villa Medici.
Berhubung kaki sudah teler (dari jam 12.30 sampai jam 19.30), pulangnya naik Metro saja...
catatan kaki : Sebelum ke Trevi, dari Pantheon baiknya mampir dulu ke Piazza Navona. Dan katanya Trevi lebih cantik dilihat pas udah agak malam dg lampu2nya. Lebih dari itu, akan lebih asik kalo jalan2 bersama teman... apalagi suami tercinta :-)
Ada yang bilang "Roma tidak dibangun dalam sehari. Jadi tidak cukup kalau jalan keliling Roma cuma sehari". Tapi, bukannya tidak mungkin. Berbekal peta pemberian hostelku, aku jalan kaki dari Pensione Giamaica deket Termini Stazione ke Colloseum. Berhubung sudah diperingatkan banyak orang, termasuk pemilik hostel yg notabene orang Itali juga, kalo di Roma tu banyak copet & rampok, aku cuma berbekal kamera, aqua, n duit2 yg diselipkan di kantong2 jaketku. Segala passport, tiket, dll ditinggal di hostel aja.
It only takes 20 by walk to get Colloseo. Begitu sampai sana, wuaahh... kereeenn!!! Amphiteater yg terkenal dg Gladiator fight & katanya muat 75.000 orang itu berdiri megah, meski udah beberapa kali rusak kena banjir, gempa, kebakaran... Dan hari itu aku beruntung, karena tiket masuk free & tidak perlu antri panjang. Dari atas colloseum, kita bisa lihat Arch of Constantine, yg mirip dg Arch de Triomphe-nya Paris (emang modelnya dari sini bukan? ) Di sekitar Colloseo, kita bisa lihat Golden House of Nero, Palatine Hill, & Roman Forum. Nyebrang 5 menit, kita bisa menikmati bangunan jaman kejayaan kaisar2 Roma dulu di Roman Forum. Dan di ujung Forum, kita bisa lihat Piazza Venezia & Trajan's Forum.
Dari Piazza Venezia, perlu sekitar 30 menit untuk sampai Pantheon. Ex pagan temple yg dibangun Agrippa 27 BC ini dibangun kembali oleh Emperor Hadrian 120 AD & dijadikan gereja sejak 600 AD sampai sekarang. Kabarnya Michelangelo mempelajari kubah Pantheon ini untuk merancang dome-nya Basilica St. Pietro.
Jalan ke Roma, tidak lengkap tanpa ke Fotana di Trevi & melemparkan koin ke dalamnya. "Throw one coin over your shoulder for a quick return to Rome , two for a fling with an Italian, and three to marry an Italian!" Jadi meski rada nyasar2, ketemu juga tempatnya. Ramenya minta ampun dan ga segede yg aku bayangin. Cuma asik juga disana, duduk2 sambil menikmati percikan air & makan gelati. Sluurrpp...
Tujuan terakhir sore itu Piazza di Spagna (Spanish Step). Di sinilah tempat yang paling terkenal untuk "ngeceng & mejeng". Segala turis tumplek disana, cuma sekedar duduk2 di tangga atau belanja ke butik2 tersohor yg ada disekitarnya. Di atas tangga belakang, kita bisa lihat Villa Medici.
Berhubung kaki sudah teler (dari jam 12.30 sampai jam 19.30), pulangnya naik Metro saja...
catatan kaki : Sebelum ke Trevi, dari Pantheon baiknya mampir dulu ke Piazza Navona. Dan katanya Trevi lebih cantik dilihat pas udah agak malam dg lampu2nya. Lebih dari itu, akan lebih asik kalo jalan2 bersama teman... apalagi suami tercinta :-)
Kisah dua tahun lalu
Minggu, 2 April 2006
Alamak!!! Jam setengah tujuh pagi!!! Aku telaaaaatttt (desahku dengan nada memelas)... Edwin langsung loncat dari tempat tidur & Lusti masih terbengong2 ga sadar. It's really a nightmare... aku mustinya bangun jam 4 pagi, naik bis ke Beauvais jam 5 pagi dan pesawatku ke Milan take off jam 8.30. Huuuaaaaaaa..... Edwin langsung search di internet... tiket ga bisa diubah jamnya (baru buka jam 9), bus baru buka jam 9, taxi 100 euro n belum tentu terkejar. Lemes.
Akhirnya, Edwin berhasil menemukan kereta cepat ke Milan jam 8.05 dari Gare du Lyon, 15' dr rumahnya. Akhirnya, pagi2 buta itu Edwin lari ke arah stasiun sementara aku, ranselku, dan Lusti tergopoh2 menyusul di belakang. Fiuh... akhirnya terkejar juga... walopun rugi tiket, the show must go on... Dengan penuh kekuatiran, kedua temanku melepas kepergianku...(dan tambah kuatir lagi pas sadar kalo saking terburu2nya, aku ninggalin semua print-out tiket, hotel, n make up ku...huhu...)
Tapi puji Tuhan! Tuhan memang tidak pernah meninggalkan anakNya. Dia menempatkan malaikat2nya dalam berbagai rupa & bahasa. Aku kenalan dg cewe dari Canada, yg akhirnya dia nganterin beli tiket kereta dari Milan ke Bergamo n yg melimpahkan sisa2 tiket Metro Parisnya buat aku. Di Bergamo, sepasang kakek-nenek memberitahu kalo aku sudah sampai tujuan (dg bahasa Italia!) dan seorang gadis muda (1x lagi in Italian) nunjukin kemana harus jalan mencapai halte bus yg menuju hostelku. Seorang polisi (pakai bahasa Italia juga) nunjukin kemana harus beli tiket bus-nya & sopir busnya yg meskipun di ujung halte dia ganti bis, dia nyuruh aku naik ke bis barunya n nganter aku sampai di depan hostelku. Amazing.
Aku tinggal di Youth Hostel, Ostello di Bergamo, female-dorm, sekamar ber-8. Malam itu aku "turun gunung" (hotelku kaya di Puncak), naik bis, cari Internet. Untung ada yg buka, karena semua toko di hari Minggu pada tutup. Jam 8.30 aku pulang, jalan ke halte bis terdekat. Tyt, ga kaya di Indonesia, ada halte khusus untuk bis ke Tanah Abang n halte yg lain lagi untuk bis yg ke Blok M (nomer sama). Setelah nunggu 30', bisku lewat, n ga mandeg di halteku dong. Akhirnya aku setengah berlari cari halte berikutnya yg jelas2 mengarah ke hostelku.
Waktu itu sudah jam 21.30 dan aku musti nunggu 30' lagi. Daerahnya gelap, dingin & sepi. Pas ngecek peta, wah kayanya ga terlalu jauh lagi... Waktu lagi ngecek jalan di deket halte itu, eeeehhh busnya lewat lagi... Alamakkk.... Akhirnya aku putusin jalan kaki jam 10 malam itu, mendaki tanjakan cinta... Setelah 20' jalan, tyt aku nyasar... salah belok... Duuh...mau nangis rasanya. Untunglah ada keluarga yg baru mau masukin mobilnya, n sang istri keluar mobil. Aku tanyalah jalan ke hostelku. Tapi berhubung aku bingung dengan penjelasannya pake basa Itali, dia bolak balik bilang "poor signorina". Dan tau ga, dia langsung pindahin belanjaannya ke bagasi, nyuruh aku masuk mobilnya, n nyuruh suaminya nyetir balik ke tempat aku nyasar tadi, n nunjukin arah yg bener ke hostelku yg tyt tinggal 5 menit dari situ. Fffiuuuuhhhh..... What a day!
Pssstt... cerita ini udah pernah dimuat di FS-ku. Jadi jangan heran kalo ngerasa2 dejavu yaaa...
Alamak!!! Jam setengah tujuh pagi!!! Aku telaaaaatttt (desahku dengan nada memelas)... Edwin langsung loncat dari tempat tidur & Lusti masih terbengong2 ga sadar. It's really a nightmare... aku mustinya bangun jam 4 pagi, naik bis ke Beauvais jam 5 pagi dan pesawatku ke Milan take off jam 8.30. Huuuaaaaaaa..... Edwin langsung search di internet... tiket ga bisa diubah jamnya (baru buka jam 9), bus baru buka jam 9, taxi 100 euro n belum tentu terkejar. Lemes.
Akhirnya, Edwin berhasil menemukan kereta cepat ke Milan jam 8.05 dari Gare du Lyon, 15' dr rumahnya. Akhirnya, pagi2 buta itu Edwin lari ke arah stasiun sementara aku, ranselku, dan Lusti tergopoh2 menyusul di belakang. Fiuh... akhirnya terkejar juga... walopun rugi tiket, the show must go on... Dengan penuh kekuatiran, kedua temanku melepas kepergianku...(dan tambah kuatir lagi pas sadar kalo saking terburu2nya, aku ninggalin semua print-out tiket, hotel, n make up ku...huhu...)
Tapi puji Tuhan! Tuhan memang tidak pernah meninggalkan anakNya. Dia menempatkan malaikat2nya dalam berbagai rupa & bahasa. Aku kenalan dg cewe dari Canada, yg akhirnya dia nganterin beli tiket kereta dari Milan ke Bergamo n yg melimpahkan sisa2 tiket Metro Parisnya buat aku. Di Bergamo, sepasang kakek-nenek memberitahu kalo aku sudah sampai tujuan (dg bahasa Italia!) dan seorang gadis muda (1x lagi in Italian) nunjukin kemana harus jalan mencapai halte bus yg menuju hostelku. Seorang polisi (pakai bahasa Italia juga) nunjukin kemana harus beli tiket bus-nya & sopir busnya yg meskipun di ujung halte dia ganti bis, dia nyuruh aku naik ke bis barunya n nganter aku sampai di depan hostelku. Amazing.
Aku tinggal di Youth Hostel, Ostello di Bergamo, female-dorm, sekamar ber-8. Malam itu aku "turun gunung" (hotelku kaya di Puncak), naik bis, cari Internet. Untung ada yg buka, karena semua toko di hari Minggu pada tutup. Jam 8.30 aku pulang, jalan ke halte bis terdekat. Tyt, ga kaya di Indonesia, ada halte khusus untuk bis ke Tanah Abang n halte yg lain lagi untuk bis yg ke Blok M (nomer sama). Setelah nunggu 30', bisku lewat, n ga mandeg di halteku dong. Akhirnya aku setengah berlari cari halte berikutnya yg jelas2 mengarah ke hostelku.
Waktu itu sudah jam 21.30 dan aku musti nunggu 30' lagi. Daerahnya gelap, dingin & sepi. Pas ngecek peta, wah kayanya ga terlalu jauh lagi... Waktu lagi ngecek jalan di deket halte itu, eeeehhh busnya lewat lagi... Alamakkk.... Akhirnya aku putusin jalan kaki jam 10 malam itu, mendaki tanjakan cinta... Setelah 20' jalan, tyt aku nyasar... salah belok... Duuh...mau nangis rasanya. Untunglah ada keluarga yg baru mau masukin mobilnya, n sang istri keluar mobil. Aku tanyalah jalan ke hostelku. Tapi berhubung aku bingung dengan penjelasannya pake basa Itali, dia bolak balik bilang "poor signorina". Dan tau ga, dia langsung pindahin belanjaannya ke bagasi, nyuruh aku masuk mobilnya, n nyuruh suaminya nyetir balik ke tempat aku nyasar tadi, n nunjukin arah yg bener ke hostelku yg tyt tinggal 5 menit dari situ. Fffiuuuuhhhh..... What a day!
Pssstt... cerita ini udah pernah dimuat di FS-ku. Jadi jangan heran kalo ngerasa2 dejavu yaaa...
Monday, September 08, 2008
MENEPATI JANJI
Setelah sekian tahun berlalu, akhirnya aku bisa juga menepati janjiku tahun ini. Senang banget rasanya melihat ibu bahagia cita-citanya ke Bali kesampaian. Bisa mendaki ke atas bukit GWK (Garuda Wisnu Kencana), menikmati tari Kecak di Uluwatu, foto2 seru dengan Barongsai, melihat koleksi burung dan komodo di Bali Bird Park, menikmati kesakralan Pura Besakih dan birunya pantai Tanah Lot, mendengarkan debur ombak pantai Nusa Dua sembari menikmati makan malam, dan tak lupa belanja Songket Klungkung kegemaran setelah melihat2 istana Klungkung.
Tapi bukan itu saja. Kami juga diberkati oleh paket murahnya APVC (Accor Premier Vacation Club) ... Cuma 1.2 juta menginap 4 hari 3 malam di Novotel Benoa & ditambah voucher diner sebesar 1 juta. Itu semua dengan catatan meluangkan waktu 2 jam mendengarkan presentasinya APVC dan dibujuk2 jadi anggota. Hepi kan?
(psssttt : tapi mesti mikir gimana caranya mencari alasan supaya ga perlu daftar jadi anggota. Abis mahal bo! Hehehe....)
Sunday, September 07, 2008
MY REAL SAFARI
Pengalaman yang tak akan terlupakan.Waktu masuk ke area hotelku, padang luas savana membentang. Jalanan tanahnya cukup 2 mobil. Tidak berapa lama setelah melewati pintu gerbang yang tampak primitif, mulai terlihat binatang2 yang berleha-leha dan asyik merumput, minum air dari danau, berlenggang kangkung acuh tak acuh menyeberang jalan.... Zebra, Gnu (kerbau africa), impala, ostrich ....
Untunglah, setelah memasuki area hotel, kamarnya tidak seprimitif yang kubayangkan. Ruangannya luas, lantai berplester, furnitur khas Africa, dan yang penting ada AC J. Yang membedakan kamarku saat itu dengan kamar2 hotel yang pernah aku tinggali adalah pemandangan luar pintu kaca itu bentangan padang berumput hijau yang sangat luas ... ditambah dengan beberapa Zebra & Gnu yang sedang merumput... hanya 300 m dari tempat duduk teras kamarku.
Oh...la...la... sungguh menakjubkan!!!!
Ini baru Safari beneran!
Binatang2 itu bebas berkeliaran di habitatnya sendiri & aku yang jadi tamu di situ.
Di South Africa memang banyak Game Reserve yang terbuka untuk turis... yang besar seperti Kruger Park memiliki koleksi “African Big Five“ yang lengkap. Yang kutinggali saat itu adalah TALA Game Reserve (www.tala.co.za), yang terletak hanya 2 – 3 jam dari Durban. Termasuk Game Reserve yang kecil, karena tidak ada Predator ataupun Gajah. (padahal udah mengkhayal bisa lihat Singa atau Cheetah yang bebas merdeka...)
Waktu akhirnya dapat kesempatan untuk bersafari dengan Land Rover terbuka mengelilingi area tersebut, makin banyak binatang yang dilihat.... Warthog (Babi Hutan) yang melenggang kangkung dengan ekornya tegak ke atas; makin banyak Zebra, Impala, & Gnu; Kudu & Antelop yang meloncat-loncat; Badak dan anaknya yang asik berendam di lumpur, si Ostrich yang megal – megol dengan anggunnya, Wildebeest yang bertampang galak (untung lebih memperhatikan semak2 yang dikunyahnya dibandingkan kita), dan segerombol Jerapah yang asyik mengunyah daun2 pohon pendek yang baunya seperti apel.
Dekaaaatttt sekaliiii.... sehingga ga terlalu menyesal karena ga punya lensa tele.
Malam itu pun kita menikmati hidangan khas Africa (yang salah satunya kaya Babi Panggang khas Siagian lengkap dengan sambel ijonya...) diiringi dengan tarian perang orang2 hitam. Dan malam itu, saat perjalanan kembali ke kamar, Jeep kita pun harus berhenti sejenak, karena ada Kuda Nil yang melenggang kangkung menyeberang jalan untuk mencari air. Konon kabarnya, si Hipo ini penyebab paling banyak kematian yang terjadi di sana, karena dia tidak suka kalau ada seseorang atau sebinatang yang menghalangi jalannya menuju sumber air.

Dan temenku pun mewanti-wanti, kalau pas subuh2 jam 3 ada suara kresek2 di luar jendela kamar, jangan sekali2 buka jendela. Karena bisa jadi itu si Hipo atau si Rhino yang lagi mengunyah semak2 di luar jendela kamar kita... Hiiii.....
TANA TORAJA
December 2007
What a nice way to spend Christmas with Family.
Seluruh keluarga besar Mukarta ngumpul. Bapak-Ibu Mukarta beserta besan2nya, anak dan cucu. Total bandar 17 orang dari anak2 kecil yang heboh sampai orang tua.
Begitu aku & ibuku sampai bandara Hasannudin, Makasar, kita dijemput bis kecil yang memuat semua rombongan itu, langsung menuju Tana Toraja.
Seru banget !! Mini bis itu penuh sesak dengan orang, tas2 bawaan, dan berbagai macam makanan minuman.


Perjalanannya cukup lama. Pemandangannya sangat indah... sawah, sungai, pegunungan, belak..belok...naik...turun.... (untunglah aku sudah bertahun2 ini lepas dari ketergantungan Antimo).
Setelah kurang lebih 3 jam-an, kita sampai di Pare2 untuk makan. Aaahhh... enaknya bisa selonjoran kaki dan menikmati makanan lezat khas Pare2 disana. Kepiting, ikan, ayam, udang, dan berbagai sayuran.... Lezaaattttt!!!

Ditingkahi dengan kehebohan Laras yang ngajak main teka-teki, Aryo, Alan, Om2 & Tante2 yang suka2 ngejawabnya; nyanyi-nyanyi dari lagu2 Natal sampai lagu2nya Nidji ma Peterpan, ga terasa kita sampai di pemberhentian kedua.
Warung Kopi yang terletak di pinggir jurang dg pemandangan pegunungan yang cukup terkenal. Patung Elang dengan tulisan “Welcome to Erotic Mountain“ menandai tempat itu. Bingung kan? Kok Erotic? Oh...oh... ternyata si Gunung Nona itu dibilang pegunungan yang bentuknya mirip ... maaf – bagian tubuh wanita...
Dengan total perjalanan 7 jam-an, akhirnya kita sampai juga di Tana Toraja. Disana pertama kalinya aku merasakan suasana menginap di rumah panggung Toraja di tengah kehangatan kebersamaan keluarga.

Pagi harinya setelah sarapan besar berbabi-babi; kita siap2 berwisata. Menyambangi Lemo - makam kuno di balik gunung batu, deretan rumah toraja beserta beberapa makam di Kete Kesu, makan siang Babi dalam Bambu & Babi hitam (lupa euy namanya...) di RM Celebes, mendaki ke puncak Batutumonga di tengah hujan lebat & ancaman tanah longsor (Asli. Ngeri Banget), menyambangi rumah sakit kelahiran bu Sukidjan, dan tak lupa berbelanja souvenir, cabe, terong belanda di pasar Rantepao. Dan sepanjang hari itu penuh dengan pertandingan fotografi para bapak2 klan Mukarta. Full of fun, full of laughter, full of happiness.....
Let the pictures talked & I just want to Thank to my Lord that we’ve been blessed with such of joy this Christmas.


What a nice way to spend Christmas with Family.
Seluruh keluarga besar Mukarta ngumpul. Bapak-Ibu Mukarta beserta besan2nya, anak dan cucu. Total bandar 17 orang dari anak2 kecil yang heboh sampai orang tua.
Begitu aku & ibuku sampai bandara Hasannudin, Makasar, kita dijemput bis kecil yang memuat semua rombongan itu, langsung menuju Tana Toraja.
Seru banget !! Mini bis itu penuh sesak dengan orang, tas2 bawaan, dan berbagai macam makanan minuman.
Perjalanannya cukup lama. Pemandangannya sangat indah... sawah, sungai, pegunungan, belak..belok...naik...turun.... (untunglah aku sudah bertahun2 ini lepas dari ketergantungan Antimo).
Setelah kurang lebih 3 jam-an, kita sampai di Pare2 untuk makan. Aaahhh... enaknya bisa selonjoran kaki dan menikmati makanan lezat khas Pare2 disana. Kepiting, ikan, ayam, udang, dan berbagai sayuran.... Lezaaattttt!!!
Ditingkahi dengan kehebohan Laras yang ngajak main teka-teki, Aryo, Alan, Om2 & Tante2 yang suka2 ngejawabnya; nyanyi-nyanyi dari lagu2 Natal sampai lagu2nya Nidji ma Peterpan, ga terasa kita sampai di pemberhentian kedua.
Warung Kopi yang terletak di pinggir jurang dg pemandangan pegunungan yang cukup terkenal. Patung Elang dengan tulisan “Welcome to Erotic Mountain“ menandai tempat itu. Bingung kan? Kok Erotic? Oh...oh... ternyata si Gunung Nona itu dibilang pegunungan yang bentuknya mirip ... maaf – bagian tubuh wanita...
Dengan total perjalanan 7 jam-an, akhirnya kita sampai juga di Tana Toraja. Disana pertama kalinya aku merasakan suasana menginap di rumah panggung Toraja di tengah kehangatan kebersamaan keluarga.
Pagi harinya setelah sarapan besar berbabi-babi; kita siap2 berwisata. Menyambangi Lemo - makam kuno di balik gunung batu, deretan rumah toraja beserta beberapa makam di Kete Kesu, makan siang Babi dalam Bambu & Babi hitam (lupa euy namanya...) di RM Celebes, mendaki ke puncak Batutumonga di tengah hujan lebat & ancaman tanah longsor (Asli. Ngeri Banget), menyambangi rumah sakit kelahiran bu Sukidjan, dan tak lupa berbelanja souvenir, cabe, terong belanda di pasar Rantepao. Dan sepanjang hari itu penuh dengan pertandingan fotografi para bapak2 klan Mukarta. Full of fun, full of laughter, full of happiness.....
Let the pictures talked & I just want to Thank to my Lord that we’ve been blessed with such of joy this Christmas.
SHOP TILL YOU DROP
Kisah ini hanya terjadi saat aku di Seoul, Korea Selatan. Saat itu kita sedang ikut seminar, dan cuma punya waktu sedikit untuk jalan2 n shopping. Berhubung kata temanku Simone, ada salah satu tempat shopping yang buka sampai jam 5 pagi, kita berempat cewek2 pergi ke sana setelah acara seminar selesai.
Anak2 yg dari China pengen cari produk kosmetik, karena katanya di Korea lebih murah dibandingkan China. Simone yang dari India ga ada rencana beli apa, soalnya dia udah shopping sebelumnya. Jadi ikut2 kita buat rame-rame aja. Kalau aku pengen beli Topeng khas Korea sama Bedcover quilt yang lucu (Gara-gara hari sebelumnya aku ngelihat Bedcover quilt di Namdaemun Market yang cantik sekali, tapi harganya ga cocok. Barangkali aja di tempat ini lebih beruntung).
Sampai di sana kita cukup terkagum2, karena tempatnya bener2 hidup. Di beberapa tempat depan shopping mal ada stage dg berbagai performance. Anak2 muda yang gayanya trendy2 berseliweran. Seru banget! Heboh! Rame!
Ga kerasa, tau-tau sudah midnight. Dengan beberapa tentengan (akhirnya aku tergoda beli kosmetik di The Face Shop & Laneige – yang emang ternyata murah banget kalo dibanding di Indonesia; tapi ga berhasil mendapatkan topeng sama bedcover yg dimimpi2), akhirnya kita keluar mal berusaha cari taxi.
Dan kaget banget, saat itu jam 12 malam, tapi jalanan di depan mal STUCK!!! Macetnya amit2... dari segala arah... taxi susah banget dicarinya. Udah berdiri 30 menit, ga dapet-dapet.
Sekalinya dapet, taxinya berhenti & drivernya ngasih tanda supaya kita masuk.... eeee... pas aku buka pintu belakang, aku langsung ngejerit!!! Waaaaa.... pas di deket pintu ada pria yg telungkup yang jelas2 teler karena mabuk!!!!
Oh la la.... ternyata sepertinya disana hal yang common. Beberapa taxi yang melintas mengangkut pria2 yang mabuk di belakang tempat duduknya.
Akhirnya kita nyebrang jalan, berpikir antara naik kereta atau cari taxi lagi --- dan berhubung kita rada2 buta, kalo naik kereta mesti ke arah mana & turun dimana (konyol banget ga sih...), akhirnya kita berusaha cari taxi lagi sambil berdoa, kedinginan, dan menikmati kaki yang nyut-nyutan.
Puji Tuhan, akhirnya jam 1 kita dapat taxi (dan traffiknya masih semacet sebelumnya!), dan kita bisa sampai hotel dengan selamat.
Dan bersumpah, “Ga lagi-lagi deh ke tempat itu di malam week end. Kapok bo!!!“
Psssttt :
Di Seoul, souvenirnya cukup mahal. Susah nawar pula. Tapi tetep ada tempat yang asik punya :
-
Insadong : kalau ga punya waktu banyak, lebih baik langsung ke tempat ini. Sepanjang jalan penuh dengan toko souvenir, kerajinan, teh ginseng/pil ginseng, dan tempat2 makan. Asik banget.
-
Nam Dae Mun Market : tempat ini kaya Chatucak-nya bangkok. Pasar terbuka, penuh dengan kios2 yang menjual segala macam, dari souvenir, baju, seprei2 & bedcover quilt, stationary, etc, etc. Harganya lebih murah dibanding Insadong kalo pinter nawar. (sampai sekarang masih nyesel ga beli itu bedcover disini....)
- Dong Dae Mun Market : ini tempat yang aku ceritain di atas. Penuh dengan bangunan mal2, & beberapa diantaranya buka sampai tengah malam atau bahkan jam 5 pagi. Tempat yang cocok buat cari kosmetik & baju2.
Anak2 yg dari China pengen cari produk kosmetik, karena katanya di Korea lebih murah dibandingkan China. Simone yang dari India ga ada rencana beli apa, soalnya dia udah shopping sebelumnya. Jadi ikut2 kita buat rame-rame aja. Kalau aku pengen beli Topeng khas Korea sama Bedcover quilt yang lucu (Gara-gara hari sebelumnya aku ngelihat Bedcover quilt di Namdaemun Market yang cantik sekali, tapi harganya ga cocok. Barangkali aja di tempat ini lebih beruntung).
Sampai di sana kita cukup terkagum2, karena tempatnya bener2 hidup. Di beberapa tempat depan shopping mal ada stage dg berbagai performance. Anak2 muda yang gayanya trendy2 berseliweran. Seru banget! Heboh! Rame!
Ga kerasa, tau-tau sudah midnight. Dengan beberapa tentengan (akhirnya aku tergoda beli kosmetik di The Face Shop & Laneige – yang emang ternyata murah banget kalo dibanding di Indonesia; tapi ga berhasil mendapatkan topeng sama bedcover yg dimimpi2), akhirnya kita keluar mal berusaha cari taxi.
Dan kaget banget, saat itu jam 12 malam, tapi jalanan di depan mal STUCK!!! Macetnya amit2... dari segala arah... taxi susah banget dicarinya. Udah berdiri 30 menit, ga dapet-dapet.
Sekalinya dapet, taxinya berhenti & drivernya ngasih tanda supaya kita masuk.... eeee... pas aku buka pintu belakang, aku langsung ngejerit!!! Waaaaa.... pas di deket pintu ada pria yg telungkup yang jelas2 teler karena mabuk!!!!
Oh la la.... ternyata sepertinya disana hal yang common. Beberapa taxi yang melintas mengangkut pria2 yang mabuk di belakang tempat duduknya.
Akhirnya kita nyebrang jalan, berpikir antara naik kereta atau cari taxi lagi --- dan berhubung kita rada2 buta, kalo naik kereta mesti ke arah mana & turun dimana (konyol banget ga sih...), akhirnya kita berusaha cari taxi lagi sambil berdoa, kedinginan, dan menikmati kaki yang nyut-nyutan.
Puji Tuhan, akhirnya jam 1 kita dapat taxi (dan traffiknya masih semacet sebelumnya!), dan kita bisa sampai hotel dengan selamat.
Dan bersumpah, “Ga lagi-lagi deh ke tempat itu di malam week end. Kapok bo!!!“
Psssttt :
Di Seoul, souvenirnya cukup mahal. Susah nawar pula. Tapi tetep ada tempat yang asik punya :
-
-
- Dong Dae Mun Market : ini tempat yang aku ceritain di atas. Penuh dengan bangunan mal2, & beberapa diantaranya buka sampai tengah malam atau bahkan jam 5 pagi. Tempat yang cocok buat cari kosmetik & baju2.
LEGENDA ULAR PUTIH
December, 2007
Ada yang masih ingat filmnya „Legenda Ular Putih“? Kisah cinta dewi ular putih yang menjelma menjadi putri cantik jelita dengan seorang pemuda yang tragis tapi berakhir bahagia?
Berniat menikmati keindahan danau tempat legenda itu dilahirkan, pagi itu aku & Fon ke stasiun kereta berbekal tiket pp Shanghai – Hang Zhou yang sudah dipesan beberapa hari sebelumnya. Walau berbekal brosur dan tiket kesana, ternyata tidak menjamin kelancaran berkomunikasi dengan bapak tukang taxi. Padahal awalnya yakin banget, karena danau itu terkenal kan????
Untunglah, aku bawa HP yang ga kehilangan sinyal untuk nelpon temenku yang di Shanghai tapi asal Hang Zhou, sehingga setengah jam kemudian kita sudah didrop di pinggiran danau.
Kata temenku, di danau itu ada 2 pagoda yang terkenal. Yang gendut & yang langsing. Yang gendut itu tempat si Lady White Snake. Ada Bai di & ada Su di. Dan ada jembatan yang menghubungkan kedua ujung danau. Bisa jalan kaki, tapi lebih asik rental sepeda.
Hah! Berhubung hari itu cukup sejuk, kami jalan kaki mengelilingi danau & menikmati keindahan panorama. Sambil ditemani peta dan jagung rebus hitam yang hangat. Dari tempat taxi mendarat, sepertinya paling dekat ke pagoda langsing atau Baidi.... Jadilah kita jalan kaki ke sana.... kata Packy kan kita bisa keliling danau jalan atau naik sepeda....

Ternyata.... seperenam perjalanan, kita tempuh dalam waktu 3 jam!!! Walah!!!
Dan ternyata, si pagoda langsing itu bukan di pinggir danau, tapi musti nyebrang. Setelah nyebrang dan mendaki tangga, dan melewati kampung kecil ... ternyata itu baru sampai pintu gerbang. Dan masih ada tangga anak tanah yang mendaki menuju si pagoda langsing. Oh... ibuuu.... akhirnya kita menemukan kewarasan untuk turun dan nyebrang ke arah danau lagi menuju Bai Di.

Kata temenku, dari Bai Di itu, kita bisa nyebrang ke si Pagoda Gendut. Kita menikmati sekali hari itu.... berjalan di pinggiran danau, pohon hijau berayun2, anak2 kecil berlari2 membawa balon, remaja2 yang berombongan bersepeda ... cuacanya sejuk.... menyenangkan sekali....
Tapi ternyata, setelah 2 jam berjalan, ga ada tanda2 si Pagoda Gendut itu kelihatan. Oh la...laa.... Dan ternyata pula, jalan yang kita lewati itu memutar ke pinggiran danau di samping si Bai Di tadi.
Akhirnya, kita putuskan untuk naik taxi menuju si Pagoda Gendut.
Ternyata oh ternyata... memang jangan ditempuh dengan jalan kaki kalau cuma punya waktu sehari. Dan lain kali lebih baik dari stasiun kereta langsung saja ke Pagoda Gendut & Lady White Snakenya....
Sehingga tak perlu setengah berlari untuk menikmati sang Legenda dan masih punya waktu cukup untuk mencari souvenir di tempat yang katanya lebih murah dibanding Shanghai (aduh...sorry... aku lupa namanya).

Walaupun entah kenapa sang Tukang Taxi yang membawa kami berteriak-teriak sepanjang jalan (anggep aja begitulah cara orang sana bicara), kami ga ketinggalan kereta dan bisa mengenang perjalanan hari itu dengan bahagia.
Ada yang masih ingat filmnya „Legenda Ular Putih“? Kisah cinta dewi ular putih yang menjelma menjadi putri cantik jelita dengan seorang pemuda yang tragis tapi berakhir bahagia?
Berniat menikmati keindahan danau tempat legenda itu dilahirkan, pagi itu aku & Fon ke stasiun kereta berbekal tiket pp Shanghai – Hang Zhou yang sudah dipesan beberapa hari sebelumnya. Walau berbekal brosur dan tiket kesana, ternyata tidak menjamin kelancaran berkomunikasi dengan bapak tukang taxi. Padahal awalnya yakin banget, karena danau itu terkenal kan????
Untunglah, aku bawa HP yang ga kehilangan sinyal untuk nelpon temenku yang di Shanghai tapi asal Hang Zhou, sehingga setengah jam kemudian kita sudah didrop di pinggiran danau.
Kata temenku, di danau itu ada 2 pagoda yang terkenal. Yang gendut & yang langsing. Yang gendut itu tempat si Lady White Snake. Ada Bai di & ada Su di. Dan ada jembatan yang menghubungkan kedua ujung danau. Bisa jalan kaki, tapi lebih asik rental sepeda.
Hah! Berhubung hari itu cukup sejuk, kami jalan kaki mengelilingi danau & menikmati keindahan panorama. Sambil ditemani peta dan jagung rebus hitam yang hangat. Dari tempat taxi mendarat, sepertinya paling dekat ke pagoda langsing atau Baidi.... Jadilah kita jalan kaki ke sana.... kata Packy kan kita bisa keliling danau jalan atau naik sepeda....
Ternyata.... seperenam perjalanan, kita tempuh dalam waktu 3 jam!!! Walah!!!
Dan ternyata, si pagoda langsing itu bukan di pinggir danau, tapi musti nyebrang. Setelah nyebrang dan mendaki tangga, dan melewati kampung kecil ... ternyata itu baru sampai pintu gerbang. Dan masih ada tangga anak tanah yang mendaki menuju si pagoda langsing. Oh... ibuuu.... akhirnya kita menemukan kewarasan untuk turun dan nyebrang ke arah danau lagi menuju Bai Di.
Kata temenku, dari Bai Di itu, kita bisa nyebrang ke si Pagoda Gendut. Kita menikmati sekali hari itu.... berjalan di pinggiran danau, pohon hijau berayun2, anak2 kecil berlari2 membawa balon, remaja2 yang berombongan bersepeda ... cuacanya sejuk.... menyenangkan sekali....
Tapi ternyata, setelah 2 jam berjalan, ga ada tanda2 si Pagoda Gendut itu kelihatan. Oh la...laa.... Dan ternyata pula, jalan yang kita lewati itu memutar ke pinggiran danau di samping si Bai Di tadi.
Akhirnya, kita putuskan untuk naik taxi menuju si Pagoda Gendut.
Ternyata oh ternyata... memang jangan ditempuh dengan jalan kaki kalau cuma punya waktu sehari. Dan lain kali lebih baik dari stasiun kereta langsung saja ke Pagoda Gendut & Lady White Snakenya....
Sehingga tak perlu setengah berlari untuk menikmati sang Legenda dan masih punya waktu cukup untuk mencari souvenir di tempat yang katanya lebih murah dibanding Shanghai (aduh...sorry... aku lupa namanya).
Walaupun entah kenapa sang Tukang Taxi yang membawa kami berteriak-teriak sepanjang jalan (anggep aja begitulah cara orang sana bicara), kami ga ketinggalan kereta dan bisa mengenang perjalanan hari itu dengan bahagia.
MADE IN CHINA
Aku biasanya paling kesel kalau pas cari souvenir --- udah cantik-cantik, harga menarik --- pas dibalik...eeeehhh... Made in China.
Entah itu replikanya Eiffel, patung hijaunya Liberty, gantungan kunci Colloseum, bahkan kimono.... Made in China...
Ga heran, temenku yang dari Shanghai, kalau ke luar negeri, ga pernah mau beli souvenir. „Abis Made in China sih“, katanya.... hehe...
Tapi kali ini aku ga ambil pusing dan hepi-hepi aja waktu beli hiasan replika „The Bund“ yang bisa nyala, waktu jalan2 di Yuyuan Garden dan nawar2 taplak meja sama boneka. Ga perlu ngecek label bikinan mana. Yang penting, bisa nawar semurah-murahnya. Jangan mulai dari 50%. Tapi mulai dari 20% dari harga. Gila ya... Tapi ini hanya terjadi....... kalau kita di China..... Hehehe....
Walau begitu, waktu nawar2 CD musicnya Michael Buble di Pearl City, sempet deg2an. Jangan2 lagunya udah di-dubbing jadi Bahasa China!
Untunglah ngga. Dan akhirnya menyesal... kok cuma beli 4 buah yaaaa.... padahal cuma 12 ribu satu box dg 2 CD. Boxnya cantik lagi dari kayu....
Psssttt :
- Tempat menikmati keindahan Shanghai malam hari, sembari cari cemil2an asik dan Lupiton palsu : The Bund & Nanjing Road
- Tempat beli souvenir khas tradisional china yang murah : Yu Yuan Garden
- Tempat beli CD yang murah : Pearl City
- Tempat beli DVD palsu yang murah : Teteuuuppp... Glodok is number one!
Entah itu replikanya Eiffel, patung hijaunya Liberty, gantungan kunci Colloseum, bahkan kimono.... Made in China...
Ga heran, temenku yang dari Shanghai, kalau ke luar negeri, ga pernah mau beli souvenir. „Abis Made in China sih“, katanya.... hehe...
Tapi kali ini aku ga ambil pusing dan hepi-hepi aja waktu beli hiasan replika „The Bund“ yang bisa nyala, waktu jalan2 di Yuyuan Garden dan nawar2 taplak meja sama boneka. Ga perlu ngecek label bikinan mana. Yang penting, bisa nawar semurah-murahnya. Jangan mulai dari 50%. Tapi mulai dari 20% dari harga. Gila ya... Tapi ini hanya terjadi....... kalau kita di China..... Hehehe....
Walau begitu, waktu nawar2 CD musicnya Michael Buble di Pearl City, sempet deg2an. Jangan2 lagunya udah di-dubbing jadi Bahasa China!
Untunglah ngga. Dan akhirnya menyesal... kok cuma beli 4 buah yaaaa.... padahal cuma 12 ribu satu box dg 2 CD. Boxnya cantik lagi dari kayu....
Psssttt :
- Tempat menikmati keindahan Shanghai malam hari, sembari cari cemil2an asik dan Lupiton palsu : The Bund & Nanjing Road
- Tempat beli souvenir khas tradisional china yang murah : Yu Yuan Garden
- Tempat beli CD yang murah : Pearl City- Tempat beli DVD palsu yang murah : Teteuuuppp... Glodok is number one!
Thursday, July 24, 2008
RUMPUT TETANGGA LEBIH HIJAU???
"Aduh neeennnnggggg.... kamu ini kaya burung aja....belum juga pergi yang ini, udah ngajuin pergi lagi ke tempat lain....“ begitulah komentar (baca : keluhan :-)) sekretarisnya bosku yang bantuin ngurusin TN n tiket2 ku kalo aku travelling.
Jangankan dia ya, aku aja juga pusing mikirin jadwalku. Taun 2007 kemarin emang taun travelling buat aku. Tiap bulan pergi, kadang 2 kali sebulan. Belum beberapa hari bongkar koper, udah musti ngisi koper lagi. Ga kalah hebohnya, suamiku pun juga heboh traveling --- hampir tiap minggu ato 2 mingguan malahan. Ibuku udah geleng-geleng kepala ... "kalian berdua ni, kerjaannya ko gantian nggeret koper..."
Banyak yang komentar ... "wah enak ya, jalan-jalan terus...", "wah, asyik dong, milleagenya tambah banyak!"
Memang sih, asyik bisa jalan-jalan ... apalagi ke tempat2 yang belum (mampu) dikunjungi... ngeliat budaya yang beda2... ketemu orang2 yang beraneka warna... tambah lagi kalo disitu ada tempat shopping yang murah...hehehe...
Tapiii.... terus terang, kadang2 sutris juga.... bingung bagi waktunya….
Makin banyak meeting, berarti makin banyak project & things to do yang lain. Ditambah dengan inbox yang senantiasa quota exceeded – sampe bingung mau bales yang mana dulu karena semuanya jadi ASAP. Kadang2 serasa kaya badut yang ngelempar bola2 & berusaha (“bercita-cita”) untuk bisa nangkep semuanya satu demi satu, tapi malahan ketimpuk ama bola2 itu.
Ditambah lagi kangennya itu lo.... sedih to kalo pisahan terus ma suami n keluarga. Soalnya ga jarang, waktu meetingku bentrok ama travellingnya Daru. Sempat tuh, setelah dalam 2 bulan tiap dua minggu aku pergi masing2 seminggu. Hari Sabtu aku pulang, tapi Selasa depannya Daru pergi & pulang Jumat sore. Padahal Jumat pagi itu aku musti pergi lagi selama 3 minggu. Akhirnya pagi2 itu aku berusaha ngubah tiketku ke malam hari, biar bisa ketemu Daru 2 jam di airport! Aku ditransfer 2x sama petugas airlinesnya, ditanya alasannya apa ko pengen tukar jadwal & rela di down grade – dan 2 x pula aku jawab dengan malu2 tapi tampang memelas, "Saya pengen ketemu suami dulu sebelum pergi, mbak“. Akhirnya mbak2 itu (saking kelihatan nelangsanya kali yaaa...) ngusahain banget biar aku bisa pindah jadwal...hehehe... Lumayan kan, bisa ketemu 2 jam di airport!! Hihi....melasi banget ga siiihhh...
Tapi, yang paling bikin kepikiran "kalo begini caranya, kapan dong ya bisa punya anak???" Pertengahan tahun lalu dengan sedih hati aku bilang ama Daru, kayanya sampai akhir tahun ini kita belum bisa punya momongan. Semoga tahun depan (2008 maksudnya), aku mulai slow down ya, jadi bisa program lagi“. Terus terang, kadang aku suka2 iri dengan temen2 yang bisa bermain seharian dengan anaknya, bisa masak buat suaminya, bisa nanem bunga2 di kebun, hias-hias rumah .... Emang yaaa, rumput tetangga suka terlihat lebih hijau :-)
Tapi akhirnya aku jadi malu sendiri, ko aku ga bersyukur banget ya? Tuhan sudah kasih yang terbaik buat aku. Aku bisa kumpul lagi di satu kota ama Daru & Daru pun bisa ngertiin & support aku banget, ibu yang dengan senang hati masakin buat kami berdua, kerjaan yang baik buat kami berdua, kesempatan untuk berkembang & belajar hal baru, dan terlebih lagi : kehidupan & kesehatan sehingga aku bisa menikmati semuanya dengan orang2 yang aku cintai. Ga ada yang lebih indah selain setelah travelling bisa ketemu lagi dengan orang2 kekasih.
Meski taun ini aku ga tau, apakah aku dituntut lebih keras lagi atau tidak, apakah kami dikaruniai momongan atau tidak, apakah kami bisa meluangkan banyak waktu bersama atau tidak, satu hal yang aku tau : Tuhan selalu memberikan yang terbaik dan dalam Dia ada pengharapan yang indah.
Have a nice day!
(pssttt... sampai saat tulisan ini ditayangkan, penulis sedang mengalami gejala-gejala insomnia akibat kesepian jauh dari suami. Makanya dalam semalam bisa nulis blog beberapa judul, setelah berbulan2 absen. Hehehe)
Jangankan dia ya, aku aja juga pusing mikirin jadwalku. Taun 2007 kemarin emang taun travelling buat aku. Tiap bulan pergi, kadang 2 kali sebulan. Belum beberapa hari bongkar koper, udah musti ngisi koper lagi. Ga kalah hebohnya, suamiku pun juga heboh traveling --- hampir tiap minggu ato 2 mingguan malahan. Ibuku udah geleng-geleng kepala ... "kalian berdua ni, kerjaannya ko gantian nggeret koper..."
Banyak yang komentar ... "wah enak ya, jalan-jalan terus...", "wah, asyik dong, milleagenya tambah banyak!"
Memang sih, asyik bisa jalan-jalan ... apalagi ke tempat2 yang belum (mampu) dikunjungi... ngeliat budaya yang beda2... ketemu orang2 yang beraneka warna... tambah lagi kalo disitu ada tempat shopping yang murah...hehehe...
Tapiii.... terus terang, kadang2 sutris juga.... bingung bagi waktunya….
Makin banyak meeting, berarti makin banyak project & things to do yang lain. Ditambah dengan inbox yang senantiasa quota exceeded – sampe bingung mau bales yang mana dulu karena semuanya jadi ASAP. Kadang2 serasa kaya badut yang ngelempar bola2 & berusaha (“bercita-cita”) untuk bisa nangkep semuanya satu demi satu, tapi malahan ketimpuk ama bola2 itu.
Ditambah lagi kangennya itu lo.... sedih to kalo pisahan terus ma suami n keluarga. Soalnya ga jarang, waktu meetingku bentrok ama travellingnya Daru. Sempat tuh, setelah dalam 2 bulan tiap dua minggu aku pergi masing2 seminggu. Hari Sabtu aku pulang, tapi Selasa depannya Daru pergi & pulang Jumat sore. Padahal Jumat pagi itu aku musti pergi lagi selama 3 minggu. Akhirnya pagi2 itu aku berusaha ngubah tiketku ke malam hari, biar bisa ketemu Daru 2 jam di airport! Aku ditransfer 2x sama petugas airlinesnya, ditanya alasannya apa ko pengen tukar jadwal & rela di down grade – dan 2 x pula aku jawab dengan malu2 tapi tampang memelas, "Saya pengen ketemu suami dulu sebelum pergi, mbak“. Akhirnya mbak2 itu (saking kelihatan nelangsanya kali yaaa...) ngusahain banget biar aku bisa pindah jadwal...hehehe... Lumayan kan, bisa ketemu 2 jam di airport!! Hihi....melasi banget ga siiihhh...
Tapi, yang paling bikin kepikiran "kalo begini caranya, kapan dong ya bisa punya anak???" Pertengahan tahun lalu dengan sedih hati aku bilang ama Daru, kayanya sampai akhir tahun ini kita belum bisa punya momongan. Semoga tahun depan (2008 maksudnya), aku mulai slow down ya, jadi bisa program lagi“. Terus terang, kadang aku suka2 iri dengan temen2 yang bisa bermain seharian dengan anaknya, bisa masak buat suaminya, bisa nanem bunga2 di kebun, hias-hias rumah .... Emang yaaa, rumput tetangga suka terlihat lebih hijau :-)
Tapi akhirnya aku jadi malu sendiri, ko aku ga bersyukur banget ya? Tuhan sudah kasih yang terbaik buat aku. Aku bisa kumpul lagi di satu kota ama Daru & Daru pun bisa ngertiin & support aku banget, ibu yang dengan senang hati masakin buat kami berdua, kerjaan yang baik buat kami berdua, kesempatan untuk berkembang & belajar hal baru, dan terlebih lagi : kehidupan & kesehatan sehingga aku bisa menikmati semuanya dengan orang2 yang aku cintai. Ga ada yang lebih indah selain setelah travelling bisa ketemu lagi dengan orang2 kekasih.
Meski taun ini aku ga tau, apakah aku dituntut lebih keras lagi atau tidak, apakah kami dikaruniai momongan atau tidak, apakah kami bisa meluangkan banyak waktu bersama atau tidak, satu hal yang aku tau : Tuhan selalu memberikan yang terbaik dan dalam Dia ada pengharapan yang indah.
Have a nice day!
(pssttt... sampai saat tulisan ini ditayangkan, penulis sedang mengalami gejala-gejala insomnia akibat kesepian jauh dari suami. Makanya dalam semalam bisa nulis blog beberapa judul, setelah berbulan2 absen. Hehehe)
Wednesday, July 23, 2008
BOLYWOOD CITY
Waktu dikasih tau ada meeting di Mumbai, aku tanya ke beberapa temen kantor, "Mumbai itu kaya apa sih?" (soalnya, banyak orang paling males kalau dikirim ke Mumbai).
Salah satu temenku dengan entengnya bilang, "Yang jelas, kalau kamu kesana, kamu bersyukur banget tinggal di Jakarta". Hehehe....
Ga perlu penjelasan panjang lebar. Setelah menjejakkan kaki di bandaranya, melihat taxi hitam-kuning kotak2 tua jaman film 70-an berderet-deret memenuhi parkiran, melihat banyak orang tumpah ruah di jalan – bahkan di sepanjang pinggiran jalan tol, ternyata memang perkataan temanku itu benar adanya:-)



(Cuma dua hal yang bikin hepi : Fotonya Sahrukh Khan dimana-mana & harga kain buat baju murah bangeeeettttt!!! Ibu sampe bilang, "wah tau gitu kamu tak bawain uang biar bisa beli lebih banyak". Hehehe)
Salah satu temenku dengan entengnya bilang, "Yang jelas, kalau kamu kesana, kamu bersyukur banget tinggal di Jakarta". Hehehe....
Ga perlu penjelasan panjang lebar. Setelah menjejakkan kaki di bandaranya, melihat taxi hitam-kuning kotak2 tua jaman film 70-an berderet-deret memenuhi parkiran, melihat banyak orang tumpah ruah di jalan – bahkan di sepanjang pinggiran jalan tol, ternyata memang perkataan temanku itu benar adanya:-)
(Cuma dua hal yang bikin hepi : Fotonya Sahrukh Khan dimana-mana & harga kain buat baju murah bangeeeettttt!!! Ibu sampe bilang, "wah tau gitu kamu tak bawain uang biar bisa beli lebih banyak". Hehehe)
BERMUSIM PANAS DENGAN PARA PRESIDEN
Kalau bukan karena kecanggihan penyelenggara training memilih tempat, kayanya ga kebayang tempat ini ada. Letaknya yang nun jauh di pelosok desa, dikelilingi pegunungan dan perbukitan, dihiasi dengan warna-warni daun musim gugur, “The Greenbrier” menjadikan tempat yang – pada jamannya – dianggap sempurna buat para presiden menikmati musim panasnya – jauh dari keramaian dunia perpolitikan negara. Kabarnya tempat ini sudah disambangi oleh 26 presiden Amerika, makanya sampai salah satu resortnya dijadikan “Presidential Cottage Museum”.
Walaupun mungkin sekarang bukan lagi tempat favorit Presiden untuk menjamu tamu2 dan menikmati musim panas, tempat ini masih berdiri megah & indah. Walaupun Spring Housenya mungkin sudah tidak digunakan untuk berendam, air sulphurnya dialirkan ke Spa House di salah satu ujung hotel.
Cara mahal untuk mengobati kutu air.
Mengingatkan betapa beruntungnya aku, bisa terdampar di tempat ini.

Walaupun mungkin sekarang bukan lagi tempat favorit Presiden untuk menjamu tamu2 dan menikmati musim panas, tempat ini masih berdiri megah & indah. Walaupun Spring Housenya mungkin sudah tidak digunakan untuk berendam, air sulphurnya dialirkan ke Spa House di salah satu ujung hotel.
Cara mahal untuk mengobati kutu air.
Mengingatkan betapa beruntungnya aku, bisa terdampar di tempat ini.
DEEP-DISH PIZZA

Biasanya Pizza itu legendarisnya orang Itali.
Makanya pertama kali aku merasa aneh, waktu ketemuan dg mantan bos-ku, Richard & istrinya Renee di Chicago, dia ngajak aku ke Pizzeria yg katanya Legendaris di Chicago.
Walaupun untuk mencapai tempatnya penuh perjuangan – naik kereta, bus, ditambah jalan bolak-balik beberapa blok di tengah dinginnya udara malam musim gugur Chicago, dia tetep keukeuh untuk nemuin restoran Pizza itu. Untunglah, sebelum kakiku lemah lunglai seperti agar-agar, akhirnya…. di depan mata…..
Gino’s East Chicago.


Restorannya penuh dengan Grafitti, kecuali kamar mandi yg ditandai dg tulisan “Bebas Grafitti”. Pelayannya bertubuh besar dg kumis melintang, gaya bak koboi, dan dengan suara menggelegar.
“No matter what happened – my ex-boss said – You must try Deep-Dish Pizza!”.
Sampai sekarang, rasa roti –entah namanya apa – dicelup di Saus Keju yang kental dibumbui dengan berbagai rempah itu masih terngiang-ngiang di lidah.
Pizzanya sendiri kulitnya tebel banget (makanya namanya Deep-Dish), tapi rasanya renyah & topingnya….. Yummy!!!!


(pssttt… ternyata, setelah baca2 webnya, Pizzeria ini didirikan oleh 2 orang sopir taxi yang bete & frustasi karena terjebak traffic jam!!!!! Kalau orang2 Jakarta pada baca www.ginoseast.com ini, bisa2 sepanjang jalan Sudirman sampai Muncul, Serpong bisa ditemukan beberapa Pizzeria :-))
Makanya pertama kali aku merasa aneh, waktu ketemuan dg mantan bos-ku, Richard & istrinya Renee di Chicago, dia ngajak aku ke Pizzeria yg katanya Legendaris di Chicago.
Walaupun untuk mencapai tempatnya penuh perjuangan – naik kereta, bus, ditambah jalan bolak-balik beberapa blok di tengah dinginnya udara malam musim gugur Chicago, dia tetep keukeuh untuk nemuin restoran Pizza itu. Untunglah, sebelum kakiku lemah lunglai seperti agar-agar, akhirnya…. di depan mata…..
Gino’s East Chicago.
Restorannya penuh dengan Grafitti, kecuali kamar mandi yg ditandai dg tulisan “Bebas Grafitti”. Pelayannya bertubuh besar dg kumis melintang, gaya bak koboi, dan dengan suara menggelegar.
“No matter what happened – my ex-boss said – You must try Deep-Dish Pizza!”.
Sampai sekarang, rasa roti –entah namanya apa – dicelup di Saus Keju yang kental dibumbui dengan berbagai rempah itu masih terngiang-ngiang di lidah.
Pizzanya sendiri kulitnya tebel banget (makanya namanya Deep-Dish), tapi rasanya renyah & topingnya….. Yummy!!!!
(pssttt… ternyata, setelah baca2 webnya, Pizzeria ini didirikan oleh 2 orang sopir taxi yang bete & frustasi karena terjebak traffic jam!!!!! Kalau orang2 Jakarta pada baca www.ginoseast.com ini, bisa2 sepanjang jalan Sudirman sampai Muncul, Serpong bisa ditemukan beberapa Pizzeria :-))
ROUND THE WORLD IN 20 DAYS
NOVEMBER 2007
Star Alliance Round the World Fare
More than 18,100 daily flights. 975 airport destinations. 162 countries. One Round the World Fare.
While other people plan holidays, do you plan adventures? Is lying on a beach only part of the experience – along with sampling a mix of fascinating cultures, adrenaline-fuelled activities and other once-in-a-lifetime opportunities?
Whatever you dream of doing, and wherever you dream of going, the Star Alliance™ Round the World Fare is your ticket to the world. Whether you want to explore the ancient ruins of South America or the pristine beaches of the South Pacific, wander through medieval European streets or simply escape to the last great wilderness, our fare can take you there.
Kayanya seru banget baca artikel di atas … apalagi sambil dreaming2 bisa menjelajahi dunia kaya Pierce Brosnan begitu… atau kaya Asterix n Obelix yang mengumpulkan berjenis-jenis makanan dari tiap negara…
Tapi ternyata, pengalaman pertamaku Round The World, tidak lain tidak bukan berhubungan dengan training dan meeting…. Yang menghasilkan penghematan buat perusahaan :-)
Ceritanya, trainingku kali ini diadakan di West Virginia, dilanjut visit ke Trumbull, Connecticut. Ga ada bayangan sama sekali, kunjungan ke 2 negara bagian ternyata tidak sesimpel itu, karena ga ada pesawat yang langsung dg jadwal yang bener2 ga asik & harga selangit. Akhirnya setelah duduk seharian disamping orang travelku, diitung-itung-itung, ternyata jatuhnya lebih murah pakai Round The World fare-nya Star Alliance. Cukup stay minimum 10 hari di negara terjauh, bisa milih sampai beberapa pesawatnya Star Alliance dengan 1 harga. Total pengeluaran di Business Class jauh lebih murah daripada Economy Class dg pesawat yg sama tp dibooking satu demi satu.
Persyaratannya mudah : berangkat melewati Samudra Atlantik dan pulang melewati Samudra Pasifik, atau sebaliknya.
Kenyataannya : pegel beratttttttt!!!!
Bayangkan :
Berangkat : Jakarta – Singapore – Tokyo – Chicago (total : 32 jam). Menginap semalam di Chicago. Dilanjut : Chicago – Atlanta – Lewisburg (total : 5 jam)
Training 5 hari. Lewisburg – Charlotte – New York. Dilanjut kereta 1 jam New York – Connecticut.
Pulang : Connecticut – New York – Frankfurt – Bangkok (total : udah ga bisa ngitung lagi)
Dari pesawat yang tidurnya bisa lurus, sampai pesawat baling-baling yang
muatannya cuma 20 orang – pakai Angin Cegar dari bolongan kecil di deket jendela – dan bisa liat pilot & copilotnya bercanda ria.
Sampai hotel, tepar 2 hari.
Untung meeting berikutnya di hari ketiga.
Semoga kali berikut ambil Round The World program, bisa dipakai untuk berjemur di Bora-Bora, mendaki Machu Pichu, naik onta mengunjungi King Tut, menggigil di puncak Matterhorn, naik balon udara di Turki, dan bermimpi indah di …… oh, ternyata memang baru bisa mimpi….:-)
Star Alliance Round the World Fare
More than 18,100 daily flights. 975 airport destinations. 162 countries. One Round the World Fare.While other people plan holidays, do you plan adventures? Is lying on a beach only part of the experience – along with sampling a mix of fascinating cultures, adrenaline-fuelled activities and other once-in-a-lifetime opportunities?
Whatever you dream of doing, and wherever you dream of going, the Star Alliance™ Round the World Fare is your ticket to the world. Whether you want to explore the ancient ruins of South America or the pristine beaches of the South Pacific, wander through medieval European streets or simply escape to the last great wilderness, our fare can take you there.
Kayanya seru banget baca artikel di atas … apalagi sambil dreaming2 bisa menjelajahi dunia kaya Pierce Brosnan begitu… atau kaya Asterix n Obelix yang mengumpulkan berjenis-jenis makanan dari tiap negara…
Tapi ternyata, pengalaman pertamaku Round The World, tidak lain tidak bukan berhubungan dengan training dan meeting…. Yang menghasilkan penghematan buat perusahaan :-)
Ceritanya, trainingku kali ini diadakan di West Virginia, dilanjut visit ke Trumbull, Connecticut. Ga ada bayangan sama sekali, kunjungan ke 2 negara bagian ternyata tidak sesimpel itu, karena ga ada pesawat yang langsung dg jadwal yang bener2 ga asik & harga selangit. Akhirnya setelah duduk seharian disamping orang travelku, diitung-itung-itung, ternyata jatuhnya lebih murah pakai Round The World fare-nya Star Alliance. Cukup stay minimum 10 hari di negara terjauh, bisa milih sampai beberapa pesawatnya Star Alliance dengan 1 harga. Total pengeluaran di Business Class jauh lebih murah daripada Economy Class dg pesawat yg sama tp dibooking satu demi satu.
Persyaratannya mudah : berangkat melewati Samudra Atlantik dan pulang melewati Samudra Pasifik, atau sebaliknya.
Kenyataannya : pegel beratttttttt!!!!
Bayangkan :
Berangkat : Jakarta – Singapore – Tokyo – Chicago (total : 32 jam). Menginap semalam di Chicago. Dilanjut : Chicago – Atlanta – Lewisburg (total : 5 jam)
Training 5 hari. Lewisburg – Charlotte – New York. Dilanjut kereta 1 jam New York – Connecticut.
Pulang : Connecticut – New York – Frankfurt – Bangkok (total : udah ga bisa ngitung lagi)
Dari pesawat yang tidurnya bisa lurus, sampai pesawat baling-baling yang
Sampai hotel, tepar 2 hari.
Untung meeting berikutnya di hari ketiga.
Semoga kali berikut ambil Round The World program, bisa dipakai untuk berjemur di Bora-Bora, mendaki Machu Pichu, naik onta mengunjungi King Tut, menggigil di puncak Matterhorn, naik balon udara di Turki, dan bermimpi indah di …… oh, ternyata memang baru bisa mimpi….:-)
Subscribe to:
Comments (Atom)
