Welcome!

Posted by Rifa Mulyawan On July - 12 - 2009

Selamat datang di rifamulyawan online! Suatu berkah dan kehormatan bagi saya atas kunjungan Anda di weblog ini. Selamat melihat-lihat, membaca, dan berkomentar! (berharap)

Image

Tentang Rifa

Posted by Rifa Mulyawan On July - 12 - 2009

Weblog ini tidaklah hadir dengan sendirinya (ya iyalah). Ia hadir, dikutak-katik, dan di-update oleh pemiliknya, Rifa Mulyawan -dengan tujuan mempromosikan diri, eh, belajar menulis dan sekedar berbagi. Lantas siapakah itu Rifa Mulyawan sebenarnya? Baca selengkapnya di halaman ini.

Image

FAQ

Posted by Rifa Mulyawan On July - 12 - 2009

Mengapa Rifa membuat Blog? Apakah weblog ini berisi hal yang penting untuk dibaca? Apakah alasan yang menjadikan Rifa membuat weblog ini dengan menggunakan blogspot? Apakah Rifa yakin hubungan antara Yuni Shara dan Raffi Ahmad adalah sepasang kekasih? Apakah yang akan terjadi bila sumber air so dekat? Temukan jawabannya di halaman ini.

Image

Jasa dan Layanan

Posted by Rifa Mulyawan On July - 12 - 2009

Ada yang bisa saya bantu? Rifa menawarkan berbagai bantuan yang mungkin Anda butuhkan: Strategic and Political Consulting for Student Board Chairman Election, graphic design, MC, dan web development.

Image

31 Desember 2015

Ikut Saya Pindah ke Blog yang Baru, Yuk!

Image
Hi, I've moved!

Halo semua,

Blog ini sudah tidak aktif. Saya sudah pindah nih menulisnya ke blog yang baru.
Ayo, kunjungi blog saya yang baru, ya!




Terima kasih dan sampai jumpa di rumah baru saya! :)

01 September 2013

Momen Saya di Tahun 2012

Tanpa satu pos pun saya publikasikan di blog ini pada tahun 2012. Pokoknya benar-benar terlantar. Wuih, kemana saja ya? Memang saya kemana sih dan ngapain saja di tahun 2012. Setelah mengingat-ingatnya, ini dia sebagian momen yang terjadi pada saya sepanjang tahun 2012:

Januari
Di bulan Januari 2012, saya berulang tahun ke 23. Layaknya, banyak orang yang bertemu saya, pasti Kamu tak mengira kan usia saya kini sudah 24? Tidak apa-apa, banyak kok yang seperti Kamu, yang mengira saya masih di bawah 20 tahun. Di ulang tahun yang ke 23 lalu, saya melakukan evaluasi mengenai pencapaian saya sepanjang tahun 2011, saat berusia 22 tahun. Saya begitu bersyukur karena di saat usia 22 tahun tersebut berbagai resolusi dan impian saya tercapai, khususnya di bidang pekerjaan.


Februari
Di bulan ini ada apa yah, haha saya lupa.


Maret


Image


Maret 2012 menjadi salah satu bulan yang paling bersejarah bagi saya. Saya melakukan perjalanan ke luar negeri sendirian untuk pertama kali, haha. Ya walau hanya ke negara terdekat sih, Singapura. Singapura nampaknya memang menjadi tujuan banyak orang Indonesia yang pertama kali bepergian ke luar negeri sendirian yah. Perjalanan saya ke Singapura seharusnya bersama-sama dengan seorang teman sama, namun sehari sebelum keberangkatan ia membatalkan rencana itu karena tidak mendapat izin dari atasannya di kantor. Saat itu saya agak kecewa, saya sempat galau dan ingin rasanya membatalkan saja rencana perjalanan tersebut. Namun, pada akhirnya saya memutuskan untuk tetap berangkat, sendirian. Untuk saya yang belum pernah ke luar negeri sebelumnya, bepergian ke luar negeri sendirian saat itu rasanya begitu mendebarkan. Sesampainya di Singapura, saya sempat hanya duduk-duduk saja di bandara Changi selama dua jam loh, hanya karena saya tidak tahu musti bagaimana dan berbuat apa. Sampai akhirnya, saya nekat saja, bergerak, hingga ketemu empat orang yang sedang kebingungan sedang berbicara menggunakan bahasa Indonesia. Jadilah saya berkenalan dan kemudian jalan barengan


April

  Image

Sebulan setelah perjalanan ke Singapura, saya memiliki tiket untuk perjalanan ke Kuala Lumpur, Malaysia, serta Phuket dan Bangkok, Thailand. Tiket-tiket ini saya beli setahun sebelumnya, menggunakan maskapai AirAsia dengan harga kira-kira Rp 710,000 untuk rute Jakarta-Kuala Lumpur, Kuala Lumpur-Phuket, Bangkok-Kuala Lumpur, Kuala Lumpur-Jakarta. Saya berangkat ke Kuala Lumpur bersama tujuh orang teman saya. Di Kuala Lumpur kami ditemani tiga teman asal Malaysia yang mengantar kami kemana-mana. 

Image


Image


Setelah bersama-sama selama tiga hari di Kuala Lumpur, teman-teman saya kembali ke Jakarta, sementara saya melanjutkan perjalanan sendiri ke Phuket dan kemudian ke Bangkok.


Mei
Saya bergabung dengan dua media sosial di bulan Mei 2012, yakni Path dan Instagram. Saya bukan orang yang sangat eksis dan selalu update di sosial media, tapi Path dan Instagram saat ini menjadi sebagian sosial media yang saya nikmati kegunaannya dan cukup memberikan manfaat bagi saya.

Juni

Image
Setelah saya mendapatkan beberapa tiket murah untuk perjalanan saya, beberapa teman kemudian meminta bantuan saya untuk dicarikan dan dipesankan tiket-tiket pesawat promo. Di sinilah kemudian saya berpikiran menjadikan hal ini sebagai potensi bisnis, hehe. Di bulan ini saya memutuskan untuk membuat sebuah jasa tiket pesanan pesawat, dengan spesialisasi tiket promo yang kerap dijual oleh maskapai-maskapai low cost. Saya pun menamai usaha jasa tersebut dengan nama #rifatravel.


Juli


Image


Di bulan ini, jabatan saya di kantor berubah, dari semula Business Development Relationship Officer, menjadi Business Banking Relationship Manager. Sebenarnya tidak ada pengaruh banyak bagi pekerjaan saya saat itu, hanya saja saya begitu senang karena akhirnya ada kata 'Manager' di Kartu nama saya, haha!

Agustus
Saya menjalankan ibadah puasa dan merayakan hari raya Idul Fitri. Haha saya tahu ini tidak penting untuk ditulis di sini, tapi saya tidak bisa mengingat ada momen penting apa di bulan Agustus 2013 ini.


September

Image

Di bulan September 2013, saya melakukan perjalanan ke Yogyakarta untuk pertama kalinya. Haha, ya pertama kali. Saya baru melakukannya di usia ke 23. Ini sebenarnya akibat dari saya SD, SMP, ataupun SMA tidak ada tur-tur ke Jogja seperti sekolah-sekolah lainnya. Saya begitu menikmati perjalanan saya dan suasana kota Yogyakarta, Keramahan penduduk di kota ini saya rasa yang terbaik dari beberapa tempat yang pernah saya kunjungi. 


Oktober


Image


Di bulan Oktober, saya melakukan perjalanan ke Batam. Ini sebenarnya karena mendapatkan tiket promo dari Citilink, dengan pulang-pergi seharga Rp 158,000. Dari Batam, saya yang berangkat bersama teman-teman saya, kami menyebrangi laut dengan boat menuju Singapura, jadilah saya pergi ke Singapura untuk kedua kalinya. 

Image


Dalam perjalanan ke Singapura kali ini, saya dan teman-teman mengunjungi Universal Studio Singapore, menyenangkan!


November
Di bulan November ini, saya memutuskan untuk mengajukan resign dari kantor saya. Berbagai pertimbangan saat itu antara lain saya sudah tidak lagi merasa nyaman dengan pekerjaan saya di kantor, dan prestasi saya di kantor yang sedang menurut, yang berbanding terbalik dengan penjualan bisnis #rifatravel saya yang hingga bisa mengalahkan gaji di kantor. Itulah yang kemudian membuat saya yakin untuk meninggalkan pekerjaan saya. Ditambah, saya juga ingin melanjutkan kuliah saya ke jenjang berikutnya. Saya merasa jika saya resign tentunya akan memiliki waktu yang lebih banyak untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian masuk. Di November ini akhirnya saya memutuskan untuk mengajukan diri untuk resign, saya sendiri resmi resign pada bulan Januari 2013.

Desember

Image

Ini perjalanan saya ke kota lainnya di Sumatera selain Bandar Lampung dan Batam, yakni ke Padang dan Bukittinggi, Sumatera Barat. Sayangnya saya hanya memiliki waktu terbatas dalam mengunjungi dua kota ini. Dua kota ini, khususnya Bukittinggi, sangat mengesankan bagi saya. Namun ada hal-hal yang memang kurang berkesan selama perjalanan wisata saya ke Padang dan Bukittinggi, yakni kebersihan yang kurang terjaga dan faktor 'people' atau orang-orang yang kurang menampakan sikap bersahabat kepada turis, sangat berbeda dengan orang-orang yang sata temui di Yogyakarta.

Demikian momen-momen yang saya alami di tahun 2012. Semoga di tahun 2013 momen-momen yang terjadi pada saya dan Kamu akan jauh lebih menyenangkan!

23 Agustus 2013

Saya Kembali, Kamu Juga Ya

29 Mei 2011, itu pos terakhir saya sebelumnya di blog ini. Wah, sudah dua tahun lebih rupanya, iya, dua tahun lewat saya tidak menerbitkan satu tulisan pun di blog ini. Seperti Kamu yang sudah seharian ini tidak dikabari oleh pacarmu. Seperti Kamu yang sudah dua hari ini BBM-nya tidak di-read oleh gebetan. Terlantarkan. Ya, seperti itulah kira-kira.

Saya juga tidak tahu mengapa. Apakah gairah menulis saya yang sudah hilang sama sekali, atau mungkin karena adanya platform social media lainnya yang mengalihkan ya. Ya seperti Faceook, Twitter, Google Plus, Path, Instagram, Youtube, dan lain sebagainya. Karena mereka kah? Haha, saya seperti kebanyakan orang Indonesia yah, yang lebih suka menyalahkan keadaan atau faktor eksternal ketimbang mengoreksi diri sendiri.

Ya sudahlah, apapun penyebabnya, saya rasa seru juga ya kalau saya mengaktifkan blog ini kembali. Saya rasa tetap saja ada hal-hal yang rasanya lebih cocok dan lebih enak ditulis di blog ketimbang di-publish di media sosial lainnya. Informasi itinerary perjalanan yang pernah saya lakukan misalnya, akan lebih jelas dan terperinci ya jika saya tulis di blog, bukan di Twitter atau di Path. Terpikirkan juga sih menuliskan hal-hal lainnya di blog ini, mudah-mudahan niat ini bertahan yah.

Kalau begini, saya ingat tahun 2009 lalu, ketika saya mulai semangat kembali ngeblog setelah beberapa tahun sebelumnya tidak mengepos satu tulisan pun. Saya memang dulu -sewaktu SMA, sekitar tahun 2003 hingga 2006- sempat suka ngeblog, namun kemudian mati suri, hingga tahun 2009 saya memulai kembali dengan membuat www.rifamulyawan.com ini. Sampai akhirnya, 29 Mei 2011 menjadi tanggal terakhir saya ngepos sebelum hari ini. Sayang juga ya padahal saya tetap membayar domain .com nya loh. 

Baiklah, besok saya akan mulai pos baru lagi. Hmm, ya bener deh mudah-mudahan besok. Ya besoknya lagi deh paling lambat, haha. Saya belum tahu juga mau menulis apa. Tapi yang jelas saya sudah lebih dewasa nih dari dua tahun lalu, harusnya sih lebih dewasa juga yah gaya menulis dan isi tulisannya *pret. Oke kita lihat saja yah.

Hari ini, saya memproklamirkan akan kembali ke dunia blog dan mengisi blog ini lagi. Kamu juga yah, pembaca setia blog ini (saya sendiri sih, sepertinya) yang sempat pergi karena sayanya menghilang. Mau kan main-main ke blog ini lagi? Saya kembali, Kamu juga ya! *ngomong sama kaca :)

*Orang bijak berkata: Tidak apa-apa berbicara pada diri sendiri yang penting bisa memotivasi diri. Karya: Rifa Mulyawan #tsaaah*

29 Mei 2011

Menjadi Kaya dengan Amplop Ajaib


Review Buku
Judul : MBA Manajemen By Amplop: Mau Kaya Kok Bingung?
Penulis : Aidil Akbar
Penerbit : Rabka Publisher
Tebal : 105 + x halaman
Cetakan kedua, April 2009


Image

Sepulang sekolah, Nobita berlari sambil menangis menuju rumah, membuka pintu kamar, dan kemudian menemui Doraemon, lantas merengek di hadapannya. Seperti biasa, ia meminta agar Doraemon mengeluarkan alat ajaib yang dapat memenuhi keinginan Nobita saat itu. Anda tentu sudah hapal dengan penggalan cerita di kartun Doraemon ini. Nobita yang selalu tertindas kerap meminta apapun dari Doraemon agar ia bisa mewujudkan impian sesaatnya kala itu. Namun, seringkali Doraemon pun tidak mengeluarkan alat yang langsung secara instan dapat mengabulkan permintaan Nobita, melainkan dibutuhkan usaha-usaha dari Nobita sendiri, sehingga alat yang dikeluarkan oleh Doraemon pun hanya berfungsi sebagai pembantu saja, yang tak jarang justru tidak berfungsi apa-apa ketika Nobita melanggar aturan atau tidak disiplin dalam menggunakan alat ajaib tersebut.

Aidil Akbar, seorang wealth planner yang menjadi ketua IARFC (International Association of Registered Financial Consulting)-Indonesia, melakukan hal yang mirip dengan apa yang dilakukan oleh Doraemon: mengeluarkan sebuah alat ajaib yang dapat membuat orang-orang mewujudkan impiannya. Aidil Akbar memang tidak mempunyai kantong ajaib layaknya Doraemon, tidak pula mengeluarkan alat yang serba instan dan langsung dapat memenuhi keinginan orang banyak, namun ia mengajarkan pada kita semua bahwa untuk menjadi kaya bisa dibantu oleh sebuah alat sederhana: amplop.

Amplop ajaib? Bukan, nama sebenarnya bukan amplop ajaib, tetapi MBA, alias Manajemen By Amplop. Manajemen By Amplop adalah metode yang dicetuskan oleh Aidil Akbar dalam bukunya yang berjudul MBA Manajemen By Amplop: Mau Kaya Kok Bingung?. Metode ini cukup sederhana. Pada intinya, kita harus melakukan penempatan uang kita pada pos-pos tertentu dalam amplop-amplop yang berbeda. Jika membeli MBA Manajemen By Amplop: Mau Kaya Kok Bingung karya Aidil Akbar ini, kita akan mendapatkan bonus sepaket amplop MBA, yang terdiri dari tiga buah amplop yang memiliki warna berbeda dan terdapat sekat-sekat di dalamnya, yang juga berbeda-beda tulisannya. Nah, sederhananya, ketiga amplop tersebut adalah tempat kita menyimpan uang berdasarkan fungsi atau kebutuhan sesuai tujuannya.

Image

Amplop pertama ialah amplop berwarna merah yang digunakan sabagai amplop untuk menyimpan dana khusus guna investasi. Dalam amplop ini terdiri dari lima sekat: sekat untuk Investasi Dana Pendidikan Anak, Investasi Dana Pensiun, Investasi Dana Pembelian Aset, serta dua sekat Investasi untuk keperluan lain-lain. Tentunya bukan berarti kita harus menyimpan dana investasi kita di amplop ini, karena kalau demikian jadinya bukan berinvestasi, tetapi hanya menyimpan. Yang perlu kita lakukan adalah menyimpan dana dari penghasilan yang kita terima di amplop merah ini sementara sebelum kita menyetorkannya pada manajer investasi. Amplop kedua, ialah amplop berwarna kuning yang ditujukan untuk pos pengeluaran tahunan. Di dalam amplop ini terdapa 5 sekat: Tabungan Dana Darurat, Tabungan Premi Asuransi, Tabungan Pajak Bumi dan Bangunan, Tabungan Pembayaran STNK, serta Tabungan untuk keperluan lain-lain. Terakhir, amplop ketiga, ialah amplop berwarna hijau yang berfungsi sebagai penyimpan dana untuk alokasi pengeluaran bulanan, yang di dalamnya terdiri dari 5 sekat: pengeluaran makan-minum harian, pengeluaran rumah, pengeluaran transportasi, pengeluaran entertainment, serta pengeluaran untuk kepeluan lain-lain.

Di dalam buku MBA Manajemen By Amplop: Mau Kaya Kok Bingung? ini, Aidil menjelaskan mengenai cara-cara pemanfaatan ketiga amplop tersebut serta aturan-aturan dalam menggunakannya. Salah satu poin penting dalam menggunakan amplop ini ialah setelah kita menerima penghasilan, kita harus terlebih dahulu memasukkan sebagian dana tersebut ke amplop merah (investasi), kemudian sebagian lagi di amplop kuning (pengeluaran tahunan/tabungan), dan terakhir sisanya baru dimasukkan ke dalam amplop hijau (pengeluaran bulanan). Sekali lagi, ini hanyalah sebuah alat, metode yang dapat membantu kita merencanakan keuangan dan mewujudkan keinginan, namun bukan berarti dapat membuat kita akan dengan mudah secara instan menjadi kaya. Tanpa kedisiplinan dalam menggunakan alat ini, tentunya amplop ini hanya akan menjadi amplop biasa saja.

Image


Di dalam buku MBA Manajemen By Amplop: Mau Kaya Kok Bingung? ini Aidil tidak hanya menjelaskan tentang metode Manajemen By Amplop, namun juga mencoba memberikan pencerahan kepada para pembacanya mengenai perencanaan keuangan dan pengelolaan kekayaan secara umum, perencanaan hutang, alur dana dan asset, proteksi, perencanaan keuangan untuk dana pendidikan anak, perencanaan dana pensiun, serta mengenai profil resiko dan resiko investasi . Dalam tiap bab terdapat satu sampai empat surat pembaca mengenai permasalahan keuangan yang pernah dimuat di berbagai media, yang kasusnya tak jarang juga dialami oleh orang banyak. Namun, menurut saya penempatan surat pembaca di tiap akhir tulisan yang tidak berhubungan dengan tulisan itu sendiri membuat saya bingung membacanya. Sepertinya akan lebih enak dibaca jika surat pembaca yang dilampirkan di tiap akhir tulisan memiliki kesinambungan dengan apa yang baru saja dibahas.

Saat membaca buku ini, saya juga sebenarnya merasa terganggu dengan layout di dalam buku. Margin yang terlalu sempit, spasi yang terlalu rapat, serta font yang kurang besar membuat saya seperti melihat buku teks kuliah versi kecil-tipis, yang mengakibatkan saya kurang merasa nyaman saat membacanya. Tentunya kelemahan yang ada pada tata letak tulisan dalam buku ini bukan berarti menjadi penghalang bagi saya untuk melahap halaman demi halaman di dalamnya. Isi yang sangat bermanfaat (dan seketika membuat saya ingin merencanakan keuangan) membuat saya terus ingin menelanjangi lembar per lembarnya. Terlebih, tak jarang dalam tulisannya ini sang penulis mengeluarkan kata-kata, kalimat serta celetukan gurauan kocak yang cukup membuat tersenyum, walau terkadang membuat saya berekpresi seperti ini -____-“.

Masih ingat cerita tentang Doraemon di awal tadi? Nah, jika sewaktu-waktu Nobita merengek kepada Doraemon dan meminta alat untuk kaya, apa kira-kira alat itu? Mungkin Doraemon bingung apa yang harus ia keluarkan dari kantong ajaibnya. Mungkin juga ia bisa saja mengeluarkan suatu alat instan yang seketika dapat membuat Nobita kaya mendadak. Sayangnya, itu hanya ada di dalam cerita. Untuk kita, yang ada dalam dunia nyata ini, kita tak perlu iri pada Nobita. Ada seorang Aidil Akbar yang telah berbagi alat ajaibnya untuk membantu kita menuju kaya: Manajemen By Amplop, atau kalau boleh diversikan Doraemonnya, mungkin menjadi Amplop Ajaib. Jadi, mau kaya kok bingung?

Kicauan Kacau Seorang Penulis Galau

Review Buku
Judul : Kicau Kacau: Curahan Hati Penulis Galau
Penulis : Indra Herlambang
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 332 + xv halaman
Cetakan kedua, Maret 2011


Image


Ngena banget” inilah komentar salah seorang teman saya melalui tweet-nya saat membaca buku karya Indra Herlambang ini. Mungkin sebagian dari follower yang kebetulan membaca tweet-nya tersebut lantas bertanya: memangnya buku apa ini? Apanya yang ngena? Se-ngena itu kah?

Saya pribadi setuju dengan pendapat teman saya tersebut. Tulisan-tulisan dalam buku Kicau Kacau memang banyak yang nendang. Loh, memangnya Kicau Kacau bercerita tentang apa? Bukankah itu buku diary biasa yang kini sudah umum? Buku simple-simple aja kan?

Memang buku simple sih, sederhana. Sesederhana judulnya, Kicau Kacau. Namun, bukan berarti yang simple-simple itu tak berisi kan? Walau hanya membahas hal-hal kecil, tetapi bagi saya, setelah membacanya, Kicau Kacau telah mengajarkan saya berbagai hal mulai dari pengembangan diri hingga sarana merefleksi diri.

Seserius itu?


Tidak, sekali lagi, ini bukan buku yang serius, tapi berisi.

Salah satu tulisan yang ada di buku ini berjudul Inter(t)aksi. Dalam tulisan tersebut, Indra membahas tipe-tipe supir taksi yang ia klasifikasikan sendiri berdasarkan pengalamannya menumpang taksi serta berinteraksi dengan para pengemudinya. Oke, sepenting itukah hingga tipe-tipe supir taksi saja perlu dibahas? Jangan sinis dulu, mari dibaca dulu tulisannya.

Singkatnya, di tulisan Inter(t)aksi ini Indra membagi supir taksi menjadi beberapa golongan, di antaranya Supir Curhat. “Dari menutup pintu setelah duduk sampai membukanya untuk turun, Anda akan mengetahui semua masalah yang terjadi pada kehidupannya. Kegalakan istrinya, kebandelan anaknya, dan semua hal lain tentang kehidupan yang tidak sediki pun luput dalam kehidupannya," demikian kutipan penjelasan Indra mengenai Supir Curhat.

Membaca kategori yang pertama ini, saya spontan teringat dengan salah satu kejadian yang belum lama ini saya alami di dalam taksi. Baru saja naik, tiba-tiba sang supir bercerita mengenai dirinya yang baru saja ditilang karena menaikkan penumpang di Bandara, padahal armada taksinya tak memiliki otoritas untuk itu. Sang supir taksi tersebut kemudian mengatakan bahwa dampaknya adalah uang komisinya akan dipotong secara bertahap untuk mengganti biaya tilang, dan kemudian berdampak pada keuangan keluarganya, yang bisa saja menimbulkan ketidakharmonisan keluarga. Terlebih, ia baru saja berantem dengan istrinya. Curhatan supir taksi itu terhenti ketika saya harus mengangkat telepon yang ternyata dari telemarketer perusahaan asuransi, dan berpura-pura menyimak apa yang diutarakan sang penelepon, walau hal ini juga menyebalkan. Mengaitkan dengan apa yang baru dibahas oleh Indra, ini adalah salah satu contoh saja saya merasa setuju dengan yang ia sampaikan serta merasakan persis seperti yang ia tulis.

Selain Supir Curhat, Indra juga menggolongkan supir taksi ke dalam kategori Supir Pengamat Politik, Sopir Komedian, Supir Penggerutu, Supir DJ, hingga Supir Magician. Masing-masing digambarkan indra memiliki karakterisitik sendiri yang mungkin sudah tidak asing bagi kita, dan tepat seperti yang dideskripsikan oleh Indra.

Yang juga sangat menarik, di akhir tulisannya itu Indra menulis seperti ini, “Yang pasti saya curiga, jangan-jangan di antara para supir taksi, mereka pun punya penggolongan atas macam-macam penumpang yang dihadi setiap hari. Penumpang pendiam, penumpang cerewet, penumpang, pelit, penumpang galak.”

Dan taukah Anda, saya pernah menaiki taksi yang supirnya pernah bercerita kalau ia dan teman-temannya memang menggolongkan para penumpangnya menjadi berbagai macam kategori seperti yang telah diungkapkan oleh Indra. Jika memang ternyata supir taksi tersebut menggolong-golongkan kita sebagai penumpangnya, pertanyaan yang menjadi kalimat penutup Inter(t)aksi ini begitu menarik,

“Lalu pertanyaan berikutnya, penumpang tipe apakah Anda ini?”

Pertanyaan singkat, namun cukup membuat saya sedikit berpikir & merefleksikan diri. Seperti apakah saya di mata orang lain, dan apakah orang-orang menggolongkan saya ke kategori yang sifatnya positif, atau sebaliknya?

Ending tulisan yang ngena’ itu tidak hanya terdapat di satu tulisan saja loh, hampir di setiap tulisannya dalam buku ini ditutup dengan kalimat menarik yang mengandung pesan dan memang bisa membuat saya berpikir sejenak sebelum meneruskan membaca ke tulisan berikutnya. Buku ini semakin berisi karena diisi oleh diksi-diksi yang benar-benar membuat saya tahu kalau sang penulisnya adalah seorang yang cerdas dan juga seorang penikmat karya sastra.

Setap tulisan dalam Kicau Kacau sepertinya memang bukan tulisan yang terlalu penting, terutama kalau Anda melihat dari judul-judulnya. Tetapi sekali lagi, buku yang jauh dari kesan serius ini bias membuat saya sejenak merenung, tertawa kecil, tersenyum miris, hingga terbahak dalam seketika. Simple, tapi ngena banget.

 

© 2009 Powered by Blogger.

rifamulyawan online is powered by Rifa Mulyawan